Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pengertian antara
“populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedang sampel adalah sebagian dari populasi itu. Populasi itu
contohnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai organisasi tertentu,
jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah
populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “Social situation” atau situasi sosial
yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (Place), pelaku (Actors), dan
aktivitas (Activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial
tersebut, dapat di rumah berikut keluarga dan aktivitasnya, atau orang-orang di
sudut-sudut jalan yang sedang mengobrol, atau di tempat kerja, di kota, di
desa, atau wilayah suatu negara. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan
dengan obyek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi di dalamnya,
pada situasi sosial atau objek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara
mendalam aktivitas (Activity), orang-orang (Actors) yang ada pada tempat (Place)
tertentu. Situasi sosial seperti di tunjukkan pada gambar 1.
Tetapi sebenarnya obyek penelitian kualitatif, juga bukan
semata-mata pada situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi
juga bisa berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang kendaraan dan
sejenisnya. Seorang peneliti yang mengamati secara mendalam tentang
perkembangan tumbuh-tumbuhan tertentu, kinerja mesin, menelusuri rusaknya alam,
adalah proses penelitian kualitatif.
Gambar 1. Situasi Sosial
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi,
karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada
situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke
populasi, tetapi di transferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang
memiliki kesamaan situasi sosial pada kasus yang dipelajari, sampel dalam
penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber,
atau partisipan, informan, teman, dan guru penelitian. Sampel dalam penelitian
kualitatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena
tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.
Berdasarkan hal tersebut, maka model penelitian kuantitatif
dan kualitatif dapat digambarkan pada tabel 2 dan tabel 3. Pada gambar 2
terlihat bahwa penelitian berangkat dari populasi tertentu, tetapi menggunakan
sampel sebagai obyek yang dipelajari atau sebagai sumber data. Pengambilan
sampel secara random. Berdasarkan data dari sampel tersebut kemudian di
generalisasikan ke populasi, dimana sampel tersebut diambil.
Pada penelitian kuantitatif, peneliti memasuki situasi
sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang yang dipandang
tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang
diwawancarai dilakukan secara Purposive. Yaitu dipilih dengan pertimbangan dan
tujuan tertentu. Hasil penelitian tidak akan digeneralisasikan ke populasi
dikarenakan pengambilan sampel tidak di ambil secara random. Hasil penelitian
dengan metode kualitatif hanya berlaku untuk kasus situasi sosial tersebut.
Hasil penelitian tersebtu dapat ditransferkan atau diterapkan ke situasi sosial
(tempat lain) lain, apabila situasi sosial lain tersebut memiliki kemiripan
atau kesamaan dengan situasi sosial yang diteliti.
Gambar 2. Model Generalisasi Penelitian Kuantitatif. Sampel Representatif, hasilnya Digeneralisasikan ke Populasi
Gambar 3. Model Generalisasi Penelitian Kuantitatif. Sampel Purposive, Hasil dari A Hanya Bisa Ditransfer Pada B, C dan D
Komentar
Posting Komentar