Banyak macam-macam alat ukur dalam dunia teknik,
khususnya teknik mesin. Penggunaan dari alat ukur ini pun bermacam-macam fungsi
dan caranya. Konstruksi penyusunnya pun berbeda-beda termasuk sifat-sifatnya
juga berbeda. Banyak dari para mekanik atau pelajar di teknik mesin melakukan
kesalahan-kesalahan dalam melakukan pengukuran baik kesalahan penggunaan
ataupun kesalahan pembacaan.
Alat ukur adalah alat yang memiliki suatu skala besaran tertentu yang bisa digunakan untuk mengukur suatu objek benda tertentu. Menurut Wibowo. W (2012) “Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui dengan suatu besaran yang standar”. Ilmu yang mempelajari tentang ukur mengukur adalah ilmu petrologi. Ada dua macam besar yang ada yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Konstruksi Umum Alat Ukur dan
Pengukuran
Suatu alat ukur pastilah memiliki susunan yang menyusun alat ukur itu sendiri, susunan dari alat ukur itu bisa dikatakan sebagai konstruksi alat ukur. Ada beberapa hal yang menjadi syarat yang harus terdapat dalam konstruksi umum suatu alat ukur dan pengukuran.
1.
Sensor
Sensor adalah bagian alat ukur yang menghubungkan
alat ukur dengan obyek pengukuran. Ada dua macam sensor yaitu sensor mekanik
dan sensor optik
2.
Pengubah
Pengubah adalah bagian yang berperan sebagai
pengubah data yang diterima oleh sensor menjadi besaran yang terukur.
Macam-macam pengubah yaitu pengubah mekanik, pengubah optomekanik, pengubah
elektrik, pengubah optoelektrik dan pengubah optik.
3.
Penunjuk
Penunjuk merupakan bagian alat ukur yang bisa menunjukkan
harga pengukuran. Ada dua macam penunjuk yaitu : penunjuk berskala dan penunjuk
digital. Penunjuk berskala ada dua macam yaitu penunjuk skala linear dan
penunjuk skala melingkar. Sementara untuk penunjuk digital ada dua macam juga
yaitu penunjuk mekanik dan penunjuk elektrik (menggunakan LED).
Klasifikasi Alat Ukur dan
Pengukuran
Ada banyak macam alat-alat ukur dan pengukuran dalam dunia teknik, untuk itu ada beberapa klasifikasi dari alat ukur dan pengukuran yang memudahkan untuk pengelompokan alat-alat ukur tersebut. Menurut Wibowo. W (2012) alat ukur bisa dibedakan menjadi 3 yaitu berdasarkan sifat aslinya, berdasarkan turunannya dan berdasarkan prinsip kerjanya. Berikut adalah klasifikasi alat-alat ukur tersebut
Klasifikasi Alat Ukur Berdasarkan Sifat Aslinya
1. Alat Ukur Langsung
Alat ukur langsung adalah alat ukur yang sudah
dilengkapi dengan skala yang dapat dibaca secara langsung sehingga apabila
mengukur menggunakan alat ukur langsung ini data hasil pengukuran bisa langsung
diperoleh. Contoh dari alat ukur langsung ini adalah mistar, jangka sorong,
mikrometer dan lain-lain.
2. Alat Ukur Pembanding
Menurut Wibowo. W (2012) “alat ukur yang berfungsi
untuk mengukur beda ukuran suatu produk dengan ukuran dasar produk yang telah
diperkirakan terlebih dahulu dengan blok ukur.” Contoh dari alat ukur
pembanding ini adalah dia indikator
3. Alat Ukur Standart
Yaitu sebuah alat ukur yang dilengkapi dengan satu
skala nominal. Hasil pengukuran dengan alat ukur standar ini tidak bisa di
berikan secara langsung. Fungsi lain dari alat ukur ini selain sebagai media
pengukur adalah sebagai standar kalibrasi alat pengukuran lain. Contohnya
adalah blok ukur
4. Alat Ukur Kaliber Batas
Yaitu alat pengukuran yang memiliki fungsi
menunjukkan apakah dimensi suatu obyek berada di luar atau di dalam daerah
toleransi obyek tersebut. Contohnya adalah Kaliber Poros dan Kaliber Lubang
5. Alat Ukur Bantu
Sebenarnya alat ukur bantu tidak bisa menunjukkan
hasil pengukuran dan tidak memiliki skala ukur, alat ini hanya membantu dalam
proses pengukuran dan keberadaanya sangat penting dalam proses pengukuran.
Contohnya adalah meja rata, batang lurus dan Stand Magnetic.
Klasifikasi Alat Ukur Berdasarkan Turunannya
1. Alat Ukur Khas
Yaitu alat ukur yang dibuat dengan tujuan untuk
mengukur obyek-obyek khas atau tertentu seperti kekasaran permukaan, profil
gigi pada roda gigi, dan kebulatan. Contohnya adalah Alat ukur roda gigi.
2. Alat Ukur Koordinat
Yaitu alat ukur yang memiliki skala yang bisa
digerakkan dalam ruangan. Fungsinya untuk menentukan posisi suatu obyek.
Contohnya adalah alat ukur posisi.
Klasifikasi Alat Ukur Berdasarkan Prinsip Kerjanya
1.
Alat ukur mekanik
2.
Alat ukur optik
3.
Alat ukur pneumatik
4.
Alat ukur elektrik
5.
Alat ukur hidrolik
6.
Alat ukur aerodinamik
Sifat Umum Alat Ukur dan
Pengukuran
Ada banyak sekali macam-macam alat ukur dan pengukuran, namun kesemuanya alat ukur tersebut memiliki beberapa sifat umum yang sama. Selain itu dalam pengukuran juga terdapat beberapa sifat-sifat.
2.3.1
Sifat Umum Alat Ukur
1. Kalibrasi
Adalah
kemampuan alat ukur tersebut untuk di kalibrasi atau disetel ulang.
2. Ketelitian
Menurut
Santoso H. A (2013) “Penyimpangan dari harga yang diamati, dibandingkan dengan
harga sebenarnya.”
3. Kesetabilan
Adalah
kemampuan alat ukur untuk kembali ke titik nol
4. Presisi
Adalah
Kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil pengukuran yang sama pada
pengukuran berulang yang singkat.
5. Kemampuan Baca
Adalah
kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil pengukuran oleh penunjuk.
2.3.2
Sifat Umum Pengukuran
1. Ketelitian (Accuracy)
Adalah
kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil pengukuran yang mendekati ukuran
sebenarnya.
2. Ketepatan (Precision)
Kemampuan
alat ukur untuk menunjukkan hasil yang sama pada pengulangan pengukuran
berkali-kali.
3. Kecermatan (Resolution)
Yaitu
skala terkecil yang mampu ditunjukkan oleh sebuah alat ukur.
Kesalahan dalam Pengukuran
Banyak sekali kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam
melakukan sebuah pengukuran, baik kesalahan yang disebabkan oleh faktor
lingkungan, faktor manusia ataupun faktor dari alat ukur tersebut. Berikut
adalah kesalahan-kesalahan yang bisa terjadi saat melakukan pengukuran.
Kesalahan Akibat Faktor Lingkungan
Saat melakukan sebuah pengukuran, hendaknya meninjau
terlebih dahulu lingkungan tempat akan melakukan pengukuran. Menurut Budiyanto
(2012) “Kesalahan
pengukuran yang disebabkan oleh kondisi lingkungan disebut kesalahan acak”. Adapun beberapa hal yang dapat menyebabkan
kesalahan pada pengukuran oleh faktor lingkungan adalah kebisingan, getaran,
suhu dan fluktuasi.
Kesalahan
Akibat Faktor Manusia
Manusia
adalah pelaku dalam pengukuran, banyak sekali kesalahan-kesalahan yang bisa
terjadi akibat dari manusia itu sendiri. Yang berpengaruh dalam kesalahan ini
adalah kemampuan (skill) dan
pengalaman dalam melakukan pengukuran. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi
adalah posisi mata pengamat yang tidak lurus saat melakukan pembacaan skala,
kesalahan dalam menggunakan alat ukur dan kesalahan dalam membaca skala alat
ukur.
Kesalahan
Akibat Faktor Alat Ukur
Alat ukur merupakan buatan manusia, dan memerlukan
sebuah perawatan untuk menjaga ketelitian dari alat ukur tersebut. Perawatan
yang dimaksud adalah kalibrasi alat ukur. Menurut
belajar-teknik-sipil.blogpot.com (2011) “umumnya kesalahan sistematik disebabkan oleh
alat-alat ukur sendiri∙∙∙”.
Beberapa kesalahan yang sering terjadi yang disebabkan oleh alat ukur itu
sendiri adalah titik nol dari skala itu bergeser dari titik aslinya, keausan
alat, kesalahan saat kalibrasi alat dan pelemahan kekuatan komponen alat ukur.
Kesimpulan
Pengukuran merupakan kegiatan untuk mencari ukuran matematis dari suatu obyek. Dalam melakukan kegiatan pengukuran harus menggunakan alat ukur. Sebelum melakukan kegiatan pengukuran, pengukur harus mengetahui konstruksi umum dari alat ukur yang akan digunakan agar mengetahui fungsinya. Alat ukur sendiri terdiri dari sensor, pengubah dan penunjuk. Ada banyak sekali macam-macam alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur berbagai macam hal dan berbagai macam obyek ukur, untuk itu ada pengklasifikasian alat ukur. Bila ditinjau dari sifat aslinya ada 5 macam alat ukur. Sedang bila ditinjau dari turunannya ada 2 macam alat ukur. Sedangkan bila ditinjau dari prinsip kerjanya ada 6 alat ukur. Dalam melakukan kegiatan pengukuran ada beberapa sifat yang harus diketahui oleh pengukur, baik sifat dari alat ukur tersebut atau sifat dari pengukuran itu sendiri. Apabila pengukur telah mengetahui sifat-sifat tersebut maka pengukur bisa mengurangi kesalahan-kesalahan yang bisa timbul saat melakukan pengukuran. Ada berapa faktor yang bisa menyebabkan kesalahan pengukuran yaitu faktor lingkungan, faktor manusia dan faktor alat ukur itu sendiri.
DAFTAR REFERENSI
Wibowo. W, 2012. Metrologi Industri
(Teknik Mesin Universitas Andalas),(Online), (http://wiwinwibowo.wordpress.com/category/uncategorized/), diakses pada 03 April 2013
Santoso A. H, 2013. Pengukuran Teknik
dan Instrumentasi,(Online), (http://blog.ub.ac.id/gohakku/2013/02/22/pengukuran-teknik-instrumentasi/),
diakses pada 11 Mei 2013
Budiyanto,
2012. Macam-macam Kesalahan Pengukuran,(Online), (http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-x/macam-macam-kesalahan-pengukuran),
diakses pada 05 Mei 2013
Belajar-Teknik-Sipil.blogspot.com,
2011. Kesalahan-kesalahan Dalam Pengukuran,(Online), (http://belajar-teknik-sipil.blogspot.com/2010/03/kesalahan-kesalahan-dalam-pengukuran.html), diakses pada 11 Mei 2013
terima kasih untuk artikelnya
BalasHapushttps://fitrianisuci.wordpress.com