PENDAHULUAN
Dalam
dunia pendidikan banyak teori, cara-cara dan metode pembelajaran yang dapat
diterpakan dalam menyampaikan materi pelajaran dari pendidik kepada peserta
didik seperti teori Behaviorisme, teori Kognitifisme, teori Konstruktivisme,
teori Humanisme, teori Sosial dan masih banyak lagi. Dan untuk metode
pembelajaran seperti metode pembelajaran Kognitif, metode pembelajaran Afektif,
metode pembelajaran Psikomotor serta metode pembelajaran Kombinasi atau
gabungan antara metode pembelajaran Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Namun
dalam makalah ini tidak semua teori belajar dan metode pembelajaran akan
dibahas, makalah ini menitih beratkan pada teori Kognitifisme dan metode
pembelajaran Kognitif.
1.1
Latar Belakang
Banyak para pendidik yang mengajar tanpa mengetahui kepahaman peserta didiknya terhadap materi-materi yang diajarkan, yang dipedulikan hanyalah kewajiban untuk menyampaikan materi sudah selesai. Selain itu banyak juga pendidik yang salah dalam menerapkan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi atau bahkan metode pembelajaran yang digunakan sudah benar namun strategi yang digunakan untuk menjalankan metode itu tidak tepat. Untuk itu dalam mengajarkan suatu materi kepada peserta didik sangat penting untuk menerapkan metode pembelajaran dan strategi untuk menjalankan metode pembelajaran yang tepat demi tercapainya kepahaman dan pengembangan skill peserta didik.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam menerapkan metode dan strategi pembelajaran haruslah tepat agar hasil yang diinginkan dapat sesuai target. Beberapa pertanyaan mungkin akan muncul mengenai hal itu di antaranya :
1.
Apa kelebihan dari metode pembelajaran
kognitif ?
2.
Apa kekurangan dari metode pembelajaran
kognitif ?
3.
Bagaimana cara dan strategi yang tepat
untuk menerapkan metode pembelajaran kognitif ?
1.3 Tujuan
Dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai ke depan, di antaranya adalah :
1.
Pembaca dapat memahami apa itu dan
seperti apa metode pembelajaran kognitif
2.
Meminimalkan berbagai
kekurangan-kekurangan yang yang terdapat saat menerapkan metode pembelajaran
kognitif
3.
Membantu pembaca untuk mengetahui
bagaimana cara dan strategi pembelajaran kognitif yang benar dan sesuai
4.
PEMBAHASAN
Metode pembelajaran kognitif merupakan salah satu metode pembelajaran yang menitih beratkan pada bagaimana peserta didik berpikir, Winkel (1996: 53) dalam bukunya mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas”. memahami dan mengembangkan konsep serta memecahkan masalah dari konsep yang telah dipahami. Untuk dapat memahami dan selalu mengingat akan konsep-konsep yang diberikan kepada peserta didik maka pendidik haruslah memberikan penekanan-penekanan serta mengulang atau mereview materi-materi lalu yang telah diberikan agar apa yang di terima oleh peserta didik dapat masuk ke dalam Long Therm Memory (Memori Jangka Panjang). Apabila suatu konsep materi sudah masuk dalam memori jangka panjang maka untuk mengembangkan dan memecahkan masalah dari konsep yang akan dipahami akan lebih mudah.
2.1 Kelebihan dari Metode Pembelajaran Kognitif
Setiap teori pembelajaran pastilah memiliki kelebihan dibandingkan teori pembelajaran yang lain. Selain itu setiap teori pembelajaran juga melengkapi dan menambah dari kekurangan teori-teori pembelajaran yang telah diungkapkan oleh para ahli sebelumnya. Teori pembelajaran Kognitif ini memiliki kelebihan yang terbilang banyak di antaranya adalah :
1.
Negara Indonesia dalam kurikulum
pendidikannya lebih menekankan pada teori belajar kognitif yang mengutamakan
pada pengembangan pengetahuan yang dimiliki dan value pada setiap individu
2.
Pada metode pembelajaran kognitif
pendidik hanya perlu memberikan dasar-dasar dari materi yang di ajarkan untuk
pengembangan dan kelanjutannya diserahkan kepada peserta didik, dan pendidik
hanya perlu memantau, mengatur dan menjelaskan dari alur pengembangan materi
yang telah diberikan
3.
Dengan metode pembelajaran kognitif maka
pendidik dapat memaksimalkan ingatan yang dimiliki oleh peserta didik untuk
mengingat semua materi-materi yang diberikan karena pada pembelajaran kognitif
salah satunya menekankan pada daya ingat peserta didik untuk selalu mengingat
dan mengingat akan materi-materi yang telah diberikan
4.
Tingkatan terakhir pada domain belajar
kognitif menurut krathwol adalah Creation
yang berarti kreasi atau pembuatan suatu hal baru atau membuat suatu yang baru
dari hal yang sudah ada, maka dari itu dalam metode belajar kognitif peserta
didik harus lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru yang belum ada atau
menginovasi hal yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.
5.
Selain itu metode pembelajaran kognitif
ini mudah untuk di terapkan dan telah banyak diterapkan pada pendidikan
Indonesia di segala tingkatan.
Selain
kelebihan di atas, masih banyak lagi kelebihan yang terdapat dalam metode
pembelajaran kognitif ini.
2.2 Kekurangan dari Metode Pembelajaran Kognitif
Selain meninjau dari segi kelebihan metode pembelajaran kognitif, di sini juga akan ditinjau dari segi kekurangannya. Berikut adalah beberapa kekurangan yang dimiliki oleh metode pembelajaran kognitif :
1.
Karena pembelajaran kognitif menitih
beratkan pada kemampuan kognitif atau kemampuan ingatan peserta didik, dan
kemampuan ingatan masing-masing peserta didik maka di sini kelemahan dari
pembelajaran kognitif adalah selalu menganggap sama semua daya ingat
masing-masing peserta didik sama dan tidak berbeda-beda
2.
Dalam metode kognitif juga tidak
memperhatikan cara peserta didik dalam mengeksplorasi pengetahuan dan cara-cara
peserta didik dalam mencarinya, karena pastilah masing-masing individu memiliki
cara yang berbeda dalam mencari sebuah informasi, Seperti hasil dari penelitian
Biggs dan Collis (1982)
3.
Jika seorang pendidik mengajar hanya
menggunakan metode kognitif saja terutama dalam sekolah kejuruan tanpa
dibarengi dengan metode pembelajaran lain, maka dapat dipastikan peserta didik
yang diajarkan tidak bisa mengerti sepenuhnya terhadap materi-materi yang
diberikan
4.
Jika dalam pendidikan kejuruan hanya
menggunakan metode kognitif tanpa dibarengi dengan metode pembelajaran yang
lain maka peserta didik akan kesulitan dalam melakukan praktek kegiatan atau
materi. Sebagai contoh jika seorang guru memberikan cara untuk tune up sebuah
mobil tanpa memberikan contoh praktek kegiatan tune up itu sendiri (hanya teori
saja yang diberikan) mungkin siswa tidak akan bisa untuk melakukan tune up
sendiri.
5.
Dalam menerapkan metode pembelajaran
kognitif perlu diperhatikan kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu
materi yang telah diterimanya, apabila seorang peserta didik tidak mampu
menggunakan kemampuannya untuk mengembangkan suatu materi yang telah diberikan
oleh pendidik, maka peserta didik tadi tidak akan mampu mencapai titik
tertinggi dalam domain belajar kognitif yang telah diungkapkan oleh Krathwol
Masih
banyak lagi kekurangan yang bisa diambil dari metode pembelajaran kognitif ini
selain yang telah disebutkan di atas.
2.3 Cara dan Strategi yang Tepat Untuk Menerapkan Metode Pembelajaran Kognitif
Dalam menerapkan suatu metode pembelajaran haruslah ada cara-cara yang tepat yang bisa digunakan agar dalam proses belajar dapat tercapai sesuai dengan keinginan, begitu juga dalam menerapkan metode pembelajaran kognitif ada cara-cara dalam menerapkannya kepada peserta didik. Berikut adalah cara dan strategi yang bisa digunakan dalam menerapkan metode pembelajaran kognitif ini.
1.
Dalam tahap Remembering.
Saat
pertama kali baiknya memberikan motivasi-motivasi terlebih dahulu kepada
peserta didik agar bisa menjadi inspirasi yang mendorong peserta didik untuk
belajar. Saat menyampaikan hendaknya pengajar mampu melakukan
penekanan-penekanan, pengodean, serta perhatian kepada materi yang
disampaikannya, serta di akhir jam pelajaran lakukan pengulangan terhadap
materi yang telah diberikan. Untuk lebih meningkatkan daya ingat peserta didik
akan materi lakukan juga sebuah diskusi untuk memberikan kesempatan kepada
masing-masing peserta didik untuk mengeksplorasi informasi dari banyak hal.
2.
Tahap Understanding
Seperti
halnya tahap Remembering, dalam tahap
Understanding juga dalam memberikan
pendahuluan hendaknya yang menarik. Dalam tahap ini peserta didik haruslah
bereksplorasi dari sumber-sumber yang ada seperti observasi, diskusi atau
eksperimen namun sebelum melakukan kegiatan eksplorasi pendidik haruslah
memberikan sebuah pertanyaan kepada peserta didik sebagai bahan dasar
eksplorasi. Inti dari tahap Understanding
adalah sebelum pendidik menyampaikan materi, jangan beri tahu peserta didik
terlebih dahulu, biarkan mereka mencari tahu dengan bereksplorasi sendiri
seperti tadi, hendaknya juga materi yang akan disampaikan bersifat baru bagi
peserta didik sehingga membuat peserta didik merasa penasaran. Hal tersebut
mengacu pada sekolah-dasar.blogspot.com (2012).
3.
Tahap Aplication
Dalam
tahap ini pendidik menyampaikan kasus-kasus (problem) atau bisa juga dari kasus
yang berasal dari peserta didik saat bereksplorasi yang biasa disebut Study
kasus. Setelah itu pendidik harus memberikan sebuah panduan dalam menyelesaikan
kasus-kasus yang ada dengan panduan yang bersifat global. Setelah memberikan
panduan kepada peserta didik, biarkan mereka memecahkan kasus-kasus yang telah
diungkapkan sebelumnya menggunakan panduan yang telah diberikan pendidik tadi.
Akhir tahap ini pendidik harus memberikan masukan-masukan atau koreksi terhadap
pemecahan kasus yang kurang tepat atau yang lainnya. Jangan lupa berikan sebuah
penutup yang baik.
4.
Tahap Analysis
Dalam
tahap ini process skill harus
digunakan untuk menganalisis masalah. Namun sebelum melakukan analisis
pertama-tama yang harus dilakukan adalah menyampaikan masalah-masalah yang
dihadapi kemudian mengumpulkan data-data dari masalah yang bersifat deduktif
setelah itu barulah menganalisis data dari masalah yang dihadapi, analisis
dalam hal ini harus bersifat deskriptif. Setelah menganalisis semua data-data
yang telah ditemukan maka pembuatan kesimpulan harus dilakukan, semakin detail
hasil dari analisis tadi maka semakin bagus pula kesimpulannya. Jangan lupa
memberikan pendahuluan di awal dan penutup di akhir jam.
5.
Tahap Evaluation
Tahap
Evaluation atau evaluasi adalah tahap
mengevaluasi dari data atau kesimpulan yang di dapat dalam tahap Analysis untuk dilihat kebenarannya atau
kebetulannya bila peserta didik memiliki kesalahan-kesalahan yang dilakukan
saat menganalisis atau mungkin kesalahan data saat menganalisis maka yang
berhak membenarkan atau meluruskan kembali adalah pendidik. Tahap-tahap
rangkaian dalam Evaluation ini hampir
sama dalam tahap pada Analysis.
6.
Tahap Creation
Dalam
tahap ini peserta didik haruslah berperan aktif dan berperan penuh, sementara
pendidik hanya sebagai pemantau saja. Pertama kali yang harus dilakukan peserta
didik dalam tahap ini adalah menyampaikan proyek atau kasus, selanjutnya adalah
evaluasi dari proyek atau kasus yang telah disampaikan tadi. Yang menjadi dasar
dalam tahap Creation ini adalah
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Selanjutnya adalah inovasi proyek
atau kasus dalam hal ini peserta didik haruslah membuat sebuah inovasi yang
baru dari hal yang ada. Inovasi dalam hal ini bukan berarti membuat sebuah hal
yang baru namun inovasi adalah membuat suatu kelebihan dari sebuah kekurangan
yang dimiliki oleh hal tersebut. Setelah melakukan inovasi hal yang harus
dilakukan peserta didik adalah melaporkan hasil dari proyek atau kasus yang telah
dikerjakan kepada peserta didik lain atau kepada pendidik. Jangan lupa juga
berikan sebuah penutup dan pembuka saat di tahap ini.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa hal yang ada di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa metode belajar kognitif adalah suatu metode pembelajaran yang menitih beratkan pada kognitif atau ingatan peserta didik. Dalam melaksanakan metode pembelajaran kognitif yang menjadi dasar adalah domain kognitif yang diungkapkan oleh Krathwol yaitu Remembering, Understanding, Aplication, Analysis, Evaluation dan Creation. Dalam sebuah metode belajar pastilah ada kelemahan dan kelebihan yang dimiliki di dalamnya tidak terkecuali metode pembelajaran kognitif ini. Untuk meminimalkan kekurangan dan memaksimalkan kelebihan yang terdapat dalam metode pembelajaran kognitif ini ada cara dan strategi khusus agar pembelajaran kognitif bisa berlangsung sesuai jalannya dan bisa mencapai harapan yang diinginkan.
3.2 Saran
Tiada hal yang ada di dunia ini yang sempurna, kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Termasuk makalah ini, pastilah ada kesalahan atau kekurangan. Demi tertujunya makalah ini yang mendekati kesempurnaan penulis memerlukan kritik dan saran yang membangun yang bersifat positif yang bertujuan untuk memperbaiki makalah ini ke depannya. Apabila penulis ingin membuat makalah lagi maka dapat menggunakan kritik dan saran yang dibuat oleh pembaca untuk mengurangi kesalahan dan kekurangan dalam membuat makalah.
DAFTAR
RUJUKAN
Winkel,
W.S. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Biggs, J.B & Collis, K.F.
(1982). Evaluating the Quality of Learning: the SOLO Taxonomy. New York:
Academic Press
Sekolah
Dasar, Teori Belajar Behavioristik, Kognitif dan Kontruktivisme, (Online), (http://sekolah-dasar.blogspot.com/teori-belajar-behavioristik-kognitif/), diakses pada 22 April 2013
Komentar
Posting Komentar