Pandemi covid-19 yang mulai muncul diakhir tahun 2019 namun hingga lebih dari setengah dari tahun 2020 masih saja bertahan bahkan di Indonesia kurva penyebaran dan penularan Covid-19 justru masih cenderung naik baik ditingkat nasional maupun di daerah. Dengan adanya kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 ini berdampak sekali kepada seluruh segmen yang ada tanpa terkecuali, salah satu yang terdampak adalah pada segmen pendidikan. Dimana pada dunia pendidikan terutama pendidikan formal segala kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran sebelum adanya pandemi harus berubah dan tak boleh lagi dilaksanakan seperti biasanya.
Pembelajaran disekolah yang umunya dimulai pukul tujuh pagi kini harus berubah, tak ada lagi sosok siswa yang datang dengan mengendarai sepedanya sembari membawa tas ransel penuh buku pelajaran dipunggungnya dengan semangat mengayuh sepeda menuju sekolah, tak ada lagi guru yang berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor tua dengan helm dan kacamata khasnya, tak ada pula para bapak atau ibu wali murid yang berangkat kerja sembari membonceng anaknya yang siap dengan seragam sekolah. Kini tak ada satupun siswa dan siswi yang berangkat ke sekolah dipagi hari, aktifitas mereka kini berubah semenjak pandemi. Dipagi hari mereka sudah siap dengan bukunya, alat tulis dan layar smartphone atau laptop yang menyala didepan mereka. Ya, semenjak pandemi kegiatan belajar mengajar dilaksanakan melalui daring atau online.
Bapak ibu guru berada jauh dari para siswa dan siswinya namun mereka masih bisa melihatnya melalui gawai masing-masing. Seluruh pembelajaran dilaksanakan secara daring untuk seluruh jenjang pendidikan baik dasar maupun menengah. Ditengah pandemi dan model pembelajran daring yang mungkin bagi sebagian besar siswa adalah hal baru dan bahkan asing ini pembelajaran tetap dilaksanakan namun mereka tetap bersemangat untuk menata masa depan mereka dan menggapai apa yang mereka cita-citakan. Bapak ibu guru juga masih semangat dengan mengajarnya meskipun ada yang bingung dan tidak bisa dalam melakukan lamgkah pengoperasian perlatan yang akan dipakai untuk pembelajaran daring. Semoga pandemi ini segera berakhir agar bapak dan ibu guru bisa kembali bersama para siswa-siswi, berkumpul dan beraktifitas secara bersama-sama dalam pembelajaran dikelas dan disekolah. Mari bersama berdoa dan berikhtiar sesuai anjuran dari pemerintah agar wabah Covid-19 yang ada di Indonesia segera berakhir dan segala bisa kembali seperti sedia kala. Aamiin.
Oleh:
Muhammad Charis
Guru Mata Pelajaran Produktif
Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
SMK PGRI 1 Pasuruan
Sensor CKP ( Crankshaft Position Sensor ) merupakan salah satu sensor utama dalam mesin PGM-FI. Kenapa? Karena sensor ini mendeteksi posisi dari crankshaft atau poros engkol yang selanjutnya sensor ini akan mengirimkan sinyal pada ECM. Dari sinyal yang di kirimkan oleh CKP, ECM akan memprosesnya menjadi perintah kepada aktuator seperti pompa bahan bakar ( fuel pump ) dan injektor untuk menentukan penyemprotan bahan bakar pada intake manifold . Selai itu dalam hal pengapian, ECM akan mengirimkan sinyal ke IG Coil untuk menentukan waktu pengapian agar sesuai. Jika sensor CKP tidak bekerja dengan kondisi nyata pada mesin, maka bisa dipastikan bahwa mesin tidak akan bisa menyala karena ECM tidak bisa menentukan kapan penyemprotan bahan bakar dan waktu pengapian. Hal tersebut merujuk pada Jonali (2013) “Sensor CKP berfungsi untuk mendeteksi keberadaan poros engkol, dimana sensor ini akan selalu mengirimkan sinyal kepada ECM, kemudian ECM menentukan kapan waktu pengapian dan kapan waktu b...
Komentar
Posting Komentar