Langsung ke konten utama

Klasifikasi Motor Bensin Torak

Motor bensin memiliki banyak sekali klasifikasinya, bila ditinjau dari website wikipedia indonesia terdapat 11 tipe diantaranya adalah Bourke, Controlled Combustion, Deltic Orbital, Piston, Wankel, Rotary, Radial, Single, Split Cycle, Stelzer, dan Tschudi.
Namun yang akan dibahas disini adalah motor bensin jenis torak (piston)

1. Motor Bensin Piston (Torak)

Motor bensin dari konsep Otto Engine hingga sekarang yang paling banyak dan hingga saat ini dipakai adalah motor bensin piston (torak). Di lapangan terdapat dua kalisifikasi dari motor bensin torak berdasarkan langkah kerjanya yaitu motor bensin 2 TAKT dan 4TAKT. Klasifikasi ini berdasarkan atas langkah torak terhadap putaran poros engkol.

A.  Motor Bensin 2 TAKT
Motor bensin 2 TAKT artinya adalah motor bakar yang menggunakan bahahn bakar bensin yang memiliki kerja setiap 2 kali gerakan torak (1 kali turun dan 1 kali naik) menjadi 1 kali putaran poros engkol pada setiap siklus. Adapun konstruksi dari motor bensin 2 TAKT adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Konstruksi Motor Bensin 2 TAKT

Prinsip kerja motor bensin 2 TAKT secara komplek adalah sebagai berikut
1.      Pembilasan
Lubang bilas dan lubang buang keduanya terbuka bersamaan karena torak bergerak ke TMB (Titik Mati Bawah). Tekanan gas baru yang masuk melalui lubang bilas memiliki tekanan yang lebih besar di bandingkan dengan gas bekas pembakaran dan mendesak gas bekas untuk keluar ruang bakar.

Gambar 2. Langkah Pembilasan


2.      Kompresi
Gas baru yang masuk kedalam silinder di mampatkan oleh torak yang bergerak naik menuju ke TMA (Titik Mati Atas). Tekanan pada ruang bak engkol lebih kecil daripada tekanan di luar bak sehingga terjadi aliran udara dan bahan bakar dari saluran hisap menuju ke bak engkol.
Di akhir kompresi terjadi loncatan bunga api oleh busi sehingga terjadi proses pembakaran.


Gambar 3. Langkah Kompresi


3.      Ekspansi
Karena terjadi pembakaran, temperatur dan tekanan gas yang tinggi mendorong piston bergerak ke TMB, saluran buang terbuka terlebih dahulu sehingga membuat gas bekas pembakaran bergerak sangat cepat keluar silinder dan membuat tekanan di dalam silinder dan di luar hampir sama.

Gambar 4. Langkah Ekspansi


4.      Exhaust Blow Down
Gerakan torak ke TMB akan membuka saluraan buang, saat saluran buang terbuka maka gas bekas yang ada di dalam silinder akan segera keluar dengans dengat cepat. Tekanan gas di dalam silinder akan turun mendekati atau bahkan sama dengan tekanan atmosfer. Exhaust blow down akan terjadi sampai pintu bilas terbuka.

                                             
Gambar 5. Langkah Exhaust Blow Down

            Sifat-sifat motor bensin 2 TAKT
  •  Konstruksi motor lebih sederhana dan biaya produksi lebih murah
  • Karena gerak torak dan putaran poros engkol ukurannya hampir sama maka daya dan kecepatan yang di hasilkan besar
  • Ukuran motor kecil namun daya yang di hasilkan besar
  • Kurang efisien karena masih terdapat gas baru yang ikut terbuang bersama dengan gas bekas
  • Pembuangan gas bekas kurang sempurna akibatnya sering timbul asap pada pembuangan gas bekas
  • Sistem pelumasan pada piston harus di campurkan dengan bahan bakar dan udara (gas baru) yang masuk ke dalam silinder


         B.  Motor Bensin 4 TAKT
Motor bensin 4 TAKT atau motor bensin 4 stroke (stroke = langkah) maksunya adalah setiap empat kali gerakan piston (2 kali naik dan 2 kali turun) sama dengan satu kali putaran poros engkol. Konstruksi dari mesin bensin 4 TAKT adalah sebagai berikut

Gambar 6. Konstruksi Motor Bensin 4 TAKT

ibawah ini adalah proses kerja motor bensin 4 TAKT secara kompleks,
1.      Langkah Isap (Intake Stroke)
Torak bergerak turun dari TMA menuju ke TMB dan katup isap membuka. Karena tekanan di dalam silinder lebih besar daripada tekanan di luar maka gas baru masuk kedalam silinder. Saat torak mencapai TMB maka katup isap menutup dan langkah isap selesai.

Gambar 7. Langkah Isap


2.      Langkah Kompresi (Compression Stroke)
Torak bergerak naik dari TMB ke TMA, kedua katup menutup. Gerakan torak menuju TMA membuat gas baru di dalam silinder termampatkan (terkompresi) dan temperatur gas naik, beberapa derajat menjelang TMA terjadi loncatan bunga api oleh busi yang mengakibatkan terjadinya proses pembakaran.

Gambar 8. Langkah Kompresi


3.      Langkah Ekspansi (Expansion Stroke)Karena terjadi proses pembakaran maka temperatur dan tekanan gas di dalam silinder naik dan mendesak torak bergerak turun ke TMB. Kedua katup isap dan buang menutup. Karena pada langkah ekspansi maka temperatur dan tekanan gas turun dan diperoleh daya motor.

Gambar 9. Langkah Usaha


4.      Langkah Buang (Exhaust Stroke)
Torak bergerak naik dari TMB ke TMB, katup isap menutup dan katup buang membuka. Gas bekas pembakaran terdorong keluar oleh gerakan naik torak melalui katup buang dan melewati saluran buang. Setelah torak mencapai TMA, proses kembali lagi ke langkah hisap.

Gambar 10. Langkah Buang

Sifat-sifat motor bensin 4 TAKT
·         Konsumsi bahan bakar lebih irit dan lebih efisien karena tidak ada gas baru yang ikut terbuang
·         Getaran yang dihasilkan motor cenderung lebih halus
·         Gas buang yang dibuang lebih sempurna bila dibandingkan dengan motor bensin 2 TAKT
·         Konstruksi ruang bakar lebih sederhana
·         Pelumasan torak tidak bercampur dengan bahan bakar dan udara yang masuk ke dalam silinder
·         Memerlukan rangkaian kelistrikan dan rangkaian katup yang rumit
·         Daya yang di hasilkan lebih kecil apabila dibandingkan dengan motor bensin 2 TAKT

Selain diklasifikasikan menjadi motor bensin 2 TAKT dan 4 TAKT, bila ditinjau dari konfigurasi mesin (posisi torak), ada sangat banyak klasifikasi antara lain :
  • ·         Motor Bensin Konfigurasi segaris (Inline) atau dengan kode I, contoh : I4, I5, I6 dan seterusnya
  • ·         Motor Bensin Konfigurasi boxer (Flat) atau dengan kode F, contoh : F2, F6, F8, F12 dan seterusnya
  • ·         Motor Bensin Konfigurasi V, contoh : V4, V6, V8, V12 dan seterusnya
  • ·         Motor Bensin Konfigurasi W, H, U, X, Opposed atau Flat, square Four dan VR6
Gambar 11. Konfigurasi Piston






Animasi Sederhana Cara Kerja Piston

Proses Dalam Motor Bensin Torak 4 Langkah (4 TAKT)


Siklus Kerja Pada Motor Bensin 4 TAKT 4 Silinder dengan konfigurasi I4






Komentar

Artikel Yang Sering Dilihat

Contoh Soal Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif kelas X Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor

  I.      PILIHAN GANDA 1.       Hand tools atau peralatan tangan adalah... a.        Semua peralatan yang terdapat pada bengkel otomotif, terutama bengkel sepeda motor b.    P eralatan bantu pada bengkel otomotif yang digerakkan dengan tenaga tangan atau manusia c.     Peralatan yang dipergunakan oleh mekanik sepeda motor dalam bekerja membongkar sepeda motor d.       Peralatan tambahan yang dipergunakan dalam bekerja menggunakan tangan pada bengkel otomotif e.        Peralatan bantu pada bengkel otomotif yang digerakkan menggunakan tenaga listrik atau angin 2.       Fungsi dari kunci pas ( open end wrench ) adalah... a.        Untuk mengendori atau mengenca ng i baut/mur sesuai limit maksimum ukurannya b.       Untuk mengendori atau mengenca ng i baut/mur di area yang tidak terbatas c.        Untuk mengendori atau mengenca ng i baut/mur yang memiliki kekencangan tinggi d.       U ntuk menge

Membongkar Sistem Suspensi

        I.             Alat dan Bahan Alat : Kunci Pas 24 Kunci Pipa Kunci Sok 21 SST Pelepas Per      2. Bahan : Shock Absorber Keselamatan Kerja : Hati-hati dalam melepas per, karena mudah terpelanting   Langkah Kerja Kendorkan Mur 21 pada bagian ujung atas shock absorber Pasang SST Pelepas Per dan kencangkan dengan kunci pas 24 hingga per tidak mengembang Lepas Mur 21 yang sudah di kendorkan Lepas Support shock pada shock absorber  Lepas Per pada shock absorber Ganti Shock Absorber dan pasang kembali Per dan Support shock Pasang mur 21dan kencangkan menggunakan kunci shock Lepas SST Pelepas Per dan Selesai

Dapur Pengolah Besi dan Baja

DAPUR TINGGI Gambar Dapur Tinggi Pengertian Dapur tinggi merupakan tanur metalurgi digunakan untuk peleburan untuk memproduksi industri logam. Bijih besi yang di olah dalam dapur tinggi berupa pyrite (FeS 2 ), magnetite (Fe 3 O 4 ), serta hematite (Fe 2 O 3 ) . Konstruksi Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri menjadi satu di atas yang lain pada alasnya. Seluruh dinding dari dapur tinggi terbuat dari batu tahan api yang dilapisi baja khusus untuk lebih memperkuat konstruksinya selain itu pada dapur tinggi juga terdapat tiang-tiang penyanggah untuk menahan konstruksi dinding batu tahan api dan baja. Pada dapur tinggi juga dilengkapi dengan pesawat cowper yang berfungsi untuk meniupkan udara panas pada dapur tinggi. Proses Kerja Pada dasarnya proses kerja dapur tinggi bisa disederhanakan menjadi 4 tahap yaitu : 1.       Proses pemasukan bahan-bahan yang akan diolah 2.       Proses reduksi bahan-bahan 3.       Proses pencairan bijih be

Cara Pembongkaran Sistem Kemudi Jenis Bola Bersirkulasi (Recirculating Ball)

Sistem Bola Bersirkulasi (Recirculating Ball) Sebelum melakukan pembongkaran, terlebih dahulu buka dan lepaskan baut penghubung antara poros kemudi dengan steering gear box beserta baut – baut pengikat lainnya. Urutan dalam pembongkaran steering gear box adalah : Lepas lengan kemudi (Pit man ARM).      2. Buka mur pengunci sekrup penyetel dan Buka tutup kemudi poros sektor dengan empat baut. Gambar 1. Melepas Baut Petutup Kemudi      3. Tahan poros sektor diposisi lurus kedepan pada waktu melepaskannya dari kotak gigi. Jangan              melepas poros sektor dari rumah gigi dengan palu atau alat pemukul lainnya. Gambar 2. Melepas poros sector      4. Buka mur pengunci secrup penyetel bantalan roda gigi cacing dan lepaskan sekrup penyetel                bantalan. Gambar 3. Melepas mur pengunci Tarik keluar poros cacing (Worm Shaft) dari rumah roda gigi. Jangan membongkar mur bola (ball nut) dari poros cacing (worm shaft) dan hindarkan

Sensor CKP (Crankshaft Position Sensor)

Sensor CKP ( Crankshaft Position Sensor ) merupakan salah satu sensor utama dalam mesin PGM-FI. Kenapa? Karena sensor ini mendeteksi posisi dari crankshaft atau poros engkol yang selanjutnya sensor ini akan mengirimkan sinyal pada ECM. Dari sinyal yang di kirimkan oleh CKP, ECM akan memprosesnya menjadi perintah kepada aktuator seperti pompa bahan bakar ( fuel pump ) dan injektor untuk menentukan penyemprotan bahan bakar pada intake manifold . Selai itu dalam hal pengapian, ECM akan mengirimkan sinyal ke IG Coil untuk menentukan waktu pengapian agar sesuai. Jika sensor CKP tidak bekerja dengan kondisi nyata pada mesin, maka bisa dipastikan bahwa mesin tidak akan bisa menyala karena ECM tidak bisa menentukan kapan penyemprotan bahan bakar dan waktu pengapian. Hal tersebut merujuk pada Jonali (2013) “Sensor CKP berfungsi untuk mendeteksi keberadaan poros engkol, dimana sensor ini akan selalu mengirimkan sinyal kepada ECM, kemudian ECM menentukan kapan waktu pengapian dan kapan waktu b