Langsung ke konten utama

Sistem Pengapian Pada Sepeda Motor

Definisi dari sistem pengapian menurut Daryanto. S (2004) “Merupakan jenis sistem yang terdapat pada motor otto dengan tujuan membangkitkan listrik tegangan tinggi untuk kebutuhan membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.”

Untuk memulai proses pembakaran maka perlu adanya percikan bunga api dari busi. Untuk mendapatkan percikan bunga api pada busi maka perlu di aliri listrik yang cukup untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi. Salah satu fungsi dari sistem pengapian adalah untuk mengalirkan listrik tegangan tinggi ke busi.

Pada sistem pengapian ada dua macam jenis pengapian menurut Suprapto (2008) yaitu sistem pengapian konvensional (AC/DC) dan sistem pengapian elektrik (CDI/ECM).

Adapun komponen dari sistem pengapian adalah sebagai berikut: 
1. Baterai 
2. Lilitan pengapian/Generator AC 
3. Kunci kontak 
4. Koil 
5. Kondesor/Kapasitor 
6. Kabel Tegangan Tinggi 
7. Busi 
8. CDI/Platina/ECM

Baterai
Baterai merupakan sumber arus listrik dalam sistem pengapian DC atau elektrik. Menurut Karsono (2011) “Fungsi sebagai penyimpan sekaligus penyuplai sumber listrik (D.C) untuk kebutuhan sistem pengapian pada motor.”

Lilitan Pengapian (Generator AC)
Pada sistem pengapian AC, arus listrik diperoleh langsung dari generator AC. Menurut Darma, E (2013) “Fungsi membangkitkan listrik (A.C) dengan tujuan untuk menyuplai kebutuhan dari sistem pengapian.

Kunci Kontak
Berfungsi sebagai pemutus dan penyambung rangkaian arus listrik dalam proses pengapian.

Koil
Berfungsi untuk menaikkan tegangan dari tegangan baterai 12 V menjadi tegangan tinggi 15.000 V sampai 22.000 V. Prinsip kerja dari koil ini hampir sama dengan prinsip kerja trafo step up.

Kondensor/Kapasitor
Fungsinya adalah untuk menyerap percikan bunga api pada braker point (platina) yang berfungsi untuk menaikkan tegangan pada kumparan sekunder koil.

Kabel Tegangan Tinggi
Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menghantarkan listrik tegangan tinggi dari koil menuju ke busi. Kabel ini haruslah kuat untuk menghantarkan listrik yang bertegangan tinggi.

Busi
Busi berfungsi untuk memercikkan bunga api dari listrik tegangan tinggi yang diterima dari koil. Percikan bunga api pada busi dipergunakan untuk memulai proses pembakaran.

CDI/Platina/ECM
Berfungsi untuk mengatur waktu saat terjadinya pengapian atau saat terjadinya percikan bunga api pada busi. Platina dipergunakan pada sistem pengapian konvensional, CDI dipergunakan untuk pengapian elektrik pada sistem kendaraan karburator sedangkan ECM dipergunakan dalam modul pengapian pada sepeda motor jenis injeksi.

Wiring Diagram Sistem Pengapian DC

Arus positif dari baterai akan mengalir melalui kunci kontak kemudian ke saklar engine stop dan kemudian ke terminal positif koil, saat breaker kontak atau platina terbuka maka arus negatif akan masuk ke dalam kapasitor dan masuk ke terminal negatif koil kemudian di dalam koil terjadi induksi pada lilitan primer sehingga terjadi kenaikan tegangan pada lilitan sekunder yang memiliki jumlah liltan yang lebih banyak. Saat platina menempel maka akan terjadi percikan bunga api yang terjadi di contact breaker. Arus listrik yang telah bertegangan tinggi tadi di teruskan ke busi dan akan muncul percikan bunga api dari busi.
Wiring Diargram Sistem Pengapian AC

Prinsip kerja dari pengapian AC hampir sama dengan pengapian DC, hanya berbeda dari source atau sumber listrik itu sendiri dan terdapat komponen ignition source coil (magneto) di dekat platina. Sumber listrik dari pengapian jenis ini adalah dari generator AC.

Wiring Diargram Sistem Pengapian CDI

CDI atau Capasitor Discharge Ignition adalah komponen yang bertugas dalam mengatur waktu pengapian pada sepeda motor yang menganut sistem pengapian elektrik. Pada sistem ini posisi dari platina sendiri di gantikan oleh CDI yang bersifat elektrik dan memiliki aturan sendiri dalam mengatur timing pengapian pada mesin. Pada sepeda motor jenis injeksi CDI sudah tergantikan oleh posisi dari ECM sehingga tugas ECM juga seperti tugas dari CDI.

Komentar

  1. Besar kecilnya api yang dihasilkan, dipengaruhi oleh kemagnetan pada ignition coil. Dikomponen inilah sumber tegangan dari rectifier atau baterai dikonversi menjadi tegangan super tinggi. Untuk lebih jelas mengenai ignition coil, bisa simak Cara kerja ignition coil

    BalasHapus

Posting Komentar

Artikel Yang Sering Dilihat

Contoh Soal Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif kelas X Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor

  I.      PILIHAN GANDA 1.       Hand tools atau peralatan tangan adalah... a.        Semua peralatan yang terdapat pada bengkel otomotif, terutama bengkel sepeda motor b.    P eralatan bantu pada bengkel otomotif yang digerakkan dengan tenaga tangan atau manusia c.     Peralatan yang dipergunakan oleh mekanik sepeda motor dalam bekerja membongkar sepeda motor d.       Peralatan tambahan yang dipergunakan dalam bekerja menggunakan tangan pada bengkel otomotif e.        Peralatan bantu pada bengkel otomotif yang digerakkan menggunakan tenaga listrik atau angin 2.       Fungsi dari kunci pas ( open end wrench ) adalah... a.        Untuk mengendori atau mengenca ng i baut/mur sesuai limit maksimum ukurannya b.       Untuk mengendori atau mengenca ng i baut/mur di area yang tidak terbatas c.        Untuk mengendori atau mengenca ng i baut/mur yang memiliki kekencangan tinggi d.       U ntuk menge

Membongkar Sistem Suspensi

        I.             Alat dan Bahan Alat : Kunci Pas 24 Kunci Pipa Kunci Sok 21 SST Pelepas Per      2. Bahan : Shock Absorber Keselamatan Kerja : Hati-hati dalam melepas per, karena mudah terpelanting   Langkah Kerja Kendorkan Mur 21 pada bagian ujung atas shock absorber Pasang SST Pelepas Per dan kencangkan dengan kunci pas 24 hingga per tidak mengembang Lepas Mur 21 yang sudah di kendorkan Lepas Support shock pada shock absorber  Lepas Per pada shock absorber Ganti Shock Absorber dan pasang kembali Per dan Support shock Pasang mur 21dan kencangkan menggunakan kunci shock Lepas SST Pelepas Per dan Selesai

Prosedur Pembongkaran Rem Cakram Mobil

A.       Persiapan Alat dan Bahan 1. Alat -    Dongkrak -    Penyangga (jack stand) -    Kunci roda -    Kunci Pas,Ring atau kunci shock 12mm atau 14mm -    Track untuk mendorong Piston Rem 2. Bahan -    Unit Kendaraan             -    Kertas Amplas B.       Tujuan 1.       Untuk memahami prosedur pembongkaran dan pemasangan rem 2.       Memahami pemeriksaan sistem rem cakram dan bagian-bagian mana yang perlu diganti.       3.    Servis sistem rem C.       Keselamatan Kerja 1.       Menggunakan pakaian kerja 2.       Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya 3.       Tidak bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyangga yang baik. 4.       Tidak membersihkan rem dengan angin, debu asbes dari kanvas beracun. 5.       Lakukan sesuai prosedur  6.  Gunakan kunci 12 untuk buka pen caliper bagian bawah Gambar Rem Cakram       7. Tarik Caliper ke atas setelah baut pen caliper terbuka, dan diikat dengan tali supaya tida

Sensor CKP (Crankshaft Position Sensor)

Sensor CKP ( Crankshaft Position Sensor ) merupakan salah satu sensor utama dalam mesin PGM-FI. Kenapa? Karena sensor ini mendeteksi posisi dari crankshaft atau poros engkol yang selanjutnya sensor ini akan mengirimkan sinyal pada ECM. Dari sinyal yang di kirimkan oleh CKP, ECM akan memprosesnya menjadi perintah kepada aktuator seperti pompa bahan bakar ( fuel pump ) dan injektor untuk menentukan penyemprotan bahan bakar pada intake manifold . Selai itu dalam hal pengapian, ECM akan mengirimkan sinyal ke IG Coil untuk menentukan waktu pengapian agar sesuai. Jika sensor CKP tidak bekerja dengan kondisi nyata pada mesin, maka bisa dipastikan bahwa mesin tidak akan bisa menyala karena ECM tidak bisa menentukan kapan penyemprotan bahan bakar dan waktu pengapian. Hal tersebut merujuk pada Jonali (2013) “Sensor CKP berfungsi untuk mendeteksi keberadaan poros engkol, dimana sensor ini akan selalu mengirimkan sinyal kepada ECM, kemudian ECM menentukan kapan waktu pengapian dan kapan waktu b

Cara Pembongkaran Sistem Kemudi Jenis Rak dan Pinion (Rack and Pinion)

Sistem Rak dan Pinion (Rack and Pinion) 1.     Lepaskan terlebih dahulu sistem kemudi kendaraan dari rangka atau roda 2. Lepaskan juga tierod dari ujung rak 3. Lepaskan baut pengunci rumah pinion dari rumah rak Gambar 1. Rumah Pinion 4.  Cabut pinion dari rumah rak namun terlebih dahulu buka pengunci pinion, pukul secara perlahan pada batang pinion menggunakan palu plastik agar lebih mudah dalam pencabutan Gambar 2. Pinion 5.   Lepaskan pengunci / penahan rak pada salah satu ujung rak dengan menggunakan kunci inggris 6. Setelah terlepas cabut rak dari rumah rak secara perlahan Gambar 3. Batang Rak 7.  Perhatikan gigi pada rak serta gigi cacing pada pinion, usahakan masih tetap dalam keadaan baik dan tidak ada gigi yang patah Gambar 4. Gigi Rak 8.  Apabila semua komponen dalam keadaan baik, maka kembali rakit sistem kemudi pertama pasangkan rak kedalam rumah rak. Pastikan gigi rak menghadap ke arah yang benar Gambar 5. Ruma