Komponen elektronika merupakan sebuah alat yang
menjadi pendukung atau bagian dari rangkaian elektronik yang bisa bekerja
sesuai dengan fungsinya. Komponen elektronika ini dapat berupa kapasitor,
transistor, resistor, dioda, lampu, PCB, CCB dan lain-lain. Semua komponen
elektronika tadi di lekatkan pada sebuah papan rangkaian elektronik dengan
menggunakan soder atau mungkin tidak melekat pada papan rangkaian namun
dihubungkan dengan kabel.
Komponen elektronika terdiri dari satu atau lebih
bahan elektronika yang terdiri dari satu atau lebih bahan-bahan elektronika
yang disatukan. Masing-masing rangkaian elektronik memiliki fungsi yang
berbeda-beda bergantung pada komponen-komponen elektronika yang terpasang pada
rangkaian tersebut.
Masing-masing komponen elektronika bentuk, ukuran,
dan memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti mengatur arus dan tegangan, menyekat
arus,meratakan arus, memperkuat sinyal dan lain-lain.
Transistor merupakan salah satu komponen elektronika,
dalam mempelajari ilmu elektronika perlu sekali untuk memahami apa itu
transistor. Karena sebagian besar komponen rangkaian elektronik memiliki
transistor maka dari itu seorang yang belajar ilmu elektronika harus
mempelajari terlebih dahulu komponen-komponen elektronika salah satunya adalah
transistor.
Transistor ditemukan pertama kali oleh William
Shockley, John Barden, dan W. H Brattain pada tahun 1948. Mulai dipakai secara
nyata dalam praktek mereka pada tahun 1958. Sebelum transistor ditemukan,
teknologi pada masa itu menggunakan sebuah alat berbentuk tabung berukuran ibu
jari tangan orang dewasa yang di dalamnya terdapat ruang vakum yang disebut
dengan vacum tubes. Teknologi tersebut sudah dipergunakan pada komputer pertama
di dunia.
Pengertian Transistor
Menurut
Wikipedia Indonesia (2013) “Transistor adalah alat
semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya” . sedangkan apabila ditinjau dari segi bahasa transistor
berasal dari dua kata yang memiliki arti berbeda yaitu “transfer” yang berarti
penyaluran atau pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat. Sedangkan transistor
menurut dasarelektronika.com (2013) adalah “∙∙∙suatu pemindahan atau peralihan bahan setengah
penghantar menjadi penghantar pada suhu atau keadaan tertentu”. Jadi bisa
dikatakan transistor adalah alat semi konduktor yang berguna untuk penguat,
penyambung, stabilisasi modulasi sinyal dan lain-lain pada suhu atau keadaan
tertentu.
Transistor
terdiri dari dua macam dioda, dan banyak dibuat dari bahan-bahan seperti
germanium, silikon dan garnium arsenide. Menurut Fajar (2010) “kemasan
dari transistor itu sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface
Mount, dan ada juga beberapa transistor yang dikemas dalam satu wadah yang
disebut IC (Intregeted Circuit)”.
Di kehidupan nyata transistor memiliki 3
terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus
yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor merupakan komponen
yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Pada rangkaian analog,
transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog dapat berupa
pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Pada rangkaian
digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi dan beberapa
transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai
logic gate, dan memori.
Gambar 1.1
Transistor
Jenis-Jenis Transistor
Sama
halnya dengan komponen elektronika yang lain, transistor juga memiliki jenis
yang berbeda-beda. Menurut Fathi (2011) “Jenis-Jenis
Transistor yang paling umum di bedakan menjadi dua jenis, yaitu Transistor
Bipolar dan Transistor Efek Medan”. Jenis transistor tersebut sangat
mempengaruhi rangkaian yang terdapat transistor tersebut, beberapa rangkaian
yang sangat dipengaruhi oleh jenis transistor yang digunakan atau dipasang
adalah rangkaian amplifier, rangkaian audio, rangkaian saklar , rangkaian
tegangan tinggi dan lain-lain.
1. Transistor Bipolar
(Transistor Dwikutub)
Transistor jenis ini banyak sekali digunakan
pada peralatan-peralatan elektronik di sekitar. Transistor ini memiliki 3 kaki
yang berbeda-beda kaki pertama diberi nama Basis atau biasanya dengan kode (B),
kaki Emitor atau (E), dan kaki Kolektor (K).
Gambar 1.1
Transistor
Jenis-Jenis Transistor
Sama
halnya dengan komponen elektronika yang lain, transistor juga memiliki jenis
yang berbeda-beda. Menurut Fathi (2011) “Jenis-Jenis
Transistor yang paling umum di bedakan menjadi dua jenis, yaitu Transistor
Bipolar dan Transistor Efek Medan”. Jenis transistor tersebut sangat
mempengaruhi rangkaian yang terdapat transistor tersebut, beberapa rangkaian
yang sangat dipengaruhi oleh jenis transistor yang digunakan atau dipasang
adalah rangkaian amplifier, rangkaian audio, rangkaian saklar , rangkaian
tegangan tinggi dan lain-lain.
1. Transistor Bipolar
(Transistor Dwikutub)
Transistor jenis ini banyak sekali digunakan
pada peralatan-peralatan elektronik di sekitar. Transistor ini memiliki 3 kaki
yang berbeda-beda kaki pertama diberi nama Basis atau biasanya dengan kode (B),
kaki Emitor atau (E), dan kaki Kolektor (K).
Gambar 1.3 Kaki-Kaki Transistor
Transistor bipolar ini terdiri dari dua jenis
apabila di tinjau dari jenis susunan lapisan yang ada di dalam transistor
tersebut.
1. Transistor Jenis PNP
Transistor jenis ini terdiri dari dua lapis bahan
semi konduktor jenis P dan satu lapis bahan konduktor jenis N. Menurut
Wikipedia Inonesia (2013) “ Arus kecil yang
meninggalkan basis pada moda tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor”.
Dengan kata lain transistor jenis PNP akan hidup atau bekerja saat Basis lebih
rendah dari pada Emitor. Lambang transistor ini memiliki tanda panah yang
menunjuk ke dalam pada kaki Emitor (E).
Gambar 1.4 Transistor
PNP
1. Transistor Jenis NPN
Transistor NPN terdiri dari dua lapis bahan semi
konduktor jenis N, dan satu lapis bahan semi konduktor jenis P. Transistor
jenis ini banyak digunakan karena pergerakan elektron pada bahan semi konduktor
lebih tinggi sehingga memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan tinggi.
Cara kerja transistor ini berlawanan dengan transistor jenis PNP, atau dengan
kata lain transistor jenis NPN akan bekerja saat Basis lebih tinggi daripada
Emitor. Lambang transistor ini memiliki tanda panah yang menunjuk ke luar pada
kaki Emitor.
Gambar 1.5 Transistor
NPN
2.Transistor Efek Medan (Transistor FET)
Transistor jenis ini bekerja dengan prinsip
mengalirkan aliran elektron dari tegangan. Menurut komponenelektronika.org
(2012) “ FET
beroperasi dengan efek medan listrik pada aliran elektron melalui satu jenis
bahan semikonduktor”.
Sama dengan transistor bipolar, transistor efek medan ini memiliki 3 kaki yang
diberi nama Drain (D), Source (S) dan Gate (G). Sistem kerja dari transistor
ini adalah dengan cara mengendalikan arus aliran elektron dari terminal Source
ke Drain melalui saluran dengan menggunakan tegangan yang diberikan oleh
terminal Gate. Saluran tersebut terbuat dari bahan semikonduktor jenis N dan P.
Transistor FET
ini memiliki 2 jenis yaitu Enhancement Mode dan Depletion Mode. Kedua jenis
transistor FET tersebut menandakan polaritas tegangan pada Gate dibandingkan
dengan Source saat transistor menghantarkan listrik. Contoh pada depletion mode
Gate negatif dibandingkan dengan Source, sedangkan pada enhancement mode Gate
positif. Apabila tegangan pada Gate di rubah menjadi positif maka aliran arus
kedua mode di antara Source dan Drain akan meningkat.
Gambar 1.6 Transistor
Efek Medan (FET)
Fungsi
Transistor
Transistor memiliki beberapa fungsi di antaranya
adalah :
ü
Amplifier
: Penguat
ü
Mixer
: Mencampur Frekuensi
ü
Rectifier : Penyearah
ü
Switcher
: Penghubung (saklar)
ü
Oscilater
: Pembangkit getaran
Contoh Rangkaian
Elektronik Menggunakan Transistor
Gambar 1.7 transistor Sebagai Gerbang NOT
Gambar 1.8 Transistor Sebagai Gerbang AND
Gambar 1.9 Transistor Sebagai Gerbang OR
Gambar 2.0 Transistor Sebagai Oscilator
Kesimpulan
Transistor adalah alat semi konduktor yang berguna
untuk penguat, penyambung, stabilisasi modulasi sinyal dan lain-lain pada suhu
atau keadaan tertentu. Transistor terdiri dari dua dioda yang terbuat dari
germanium, silikon, dan garnium arsenide yang dibungkus dengan plastik, metal
atau surface Mount. Transistor memiki 2 jenis yaitu transistor bipolar
(transistor dwikutub), dan transistor efek medan (FET). Transistor bipolar
dibagi menjadi 2 berdasarkan susunan bahan semikonduktor yaitu transistor PNP
(2 lapis bahan semikonduktor P dan 1 lapis bahan semi konduktor N) dan transistor
NPN (2 lapis bahan semikonduktor N dan 1 lapis bahan semikonduktor P).
Sedangkan pada transistor efek medan (FET) juga dibagi menjadi dua yaitu
enhancemen mode dan depletion mode, hal tersebut berdasarkan polaritas pada
saluran-saluran yang ada pada transistor.
Transistor memiliki beberapa fungsi di antaranya
adalah amplifier (penguat),
mixer (mencampur frekuensi),
rectifier (penyearah), switcher (penghubung/saklar), oscilater
(pembangkit getaran).
DAFTAR REFERENSI
Dasarelektronika.com,
Pengertian dan Fungsi Transistor, (Online), (http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-transistor/),
diakses pada 25 November 2013
Fathi
M, Jenis-Jenis Transistor, (Online), (http://instrumenhouse.blogspot.com/2013/04/jenis-jenis-transistor_1.html?m=1),
diakses pada 20 November 2013
Fajar, Transistor dan Penjelasannya
(Dasar-Dasar Elektronika), (Online), (http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2018083-transistor-dan-penjelasannya-dasar-dasar/#ixzz2ltVEf9ML),
diakses pada 27 November 2013
Komponenelektronika.org, Mengenal Field
Effect Transistor (FET) / Transistor Efek Medan, (Online), (http://komponenelektronika.org/mengenal-field-effect-transistor-fet-transistor-efek-medan.htm),
diakses pada 27 November 2013
Wikipedia
Indonesia, Transistor, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Transistor),
diakses pada 20 November 2013
Wikipedia
Indonesia, Transistor Sambungan Dwikutub, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Transistor_sambungan_dwikutub),
diakses pada 27 November 2013
Komentar
Posting Komentar